Iklan

NURA Online
Minggu, 25 Oktober 2020, 13.55 WIB
Last Updated 2020-10-25T08:57:07Z
AkhbarBerita UtamaKegiatanKonferensiMWC NU

Buka Konferensi MWC NU Gapura, Ini Pesan Sekretaris PCNU Sumenep

Advertisement
Konferensi MWC NU Gapura
Sekretaris PCNU Sumenep, K. Zainul Hasan ketika memberikan pengarahan pada Konferensi MWC NU Gapura, Ahad (25/10/2020). (Foto Rafiqi/NURA Online)

NURA Online, BATUDINDING - Konferensi MWC NU Gapura di Pesantren Manhalul Irfan Batudinding, Ahad, 25 Oktober 2020 resmi dibuka pukul 09.49 WIB oleh Sekretaris PCNU Sumenep, K. Zainul Hasan.


Dalam pengarahannya, Kiai Zainul menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama adalah jam'iyah diniyah, islamiyah, dan ijtima'iyah laisa jam'iyah siyasiyah.


Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rais Syuriah MWC NU Gapura, K. Mursyidul Umam dalam khatbah iftitah konferensi.


"Ini penting untuk terus kita tekankan di setiap saat terutama pada para pengurus. Kenapa penting? Supaya jadi pedoman untuk kita sebagai pengurus di dalam membawa NU," ujar Kiai Zainul.


Karena NU adalah jami'yah diniyah ijtima'iyah, yang dirurus adalah soal-soal keagamaan dan kemasyarakatan. Bukan soal kekuasaan. Sehingga di dalam tubuh NU ada ketentuan politik kebangsaan, bukan kekuasaan.


"Ini penting jadi pedoman bagi kita sebagai pengurus NU, sehingga di dalam menjalankan organisasi tidak salah," tegas Sekretaris PCNU Sumenep itu.


Menjalankan NU, menurut Kiai Zainul tidak sama dengan menjalankan partai. NU punya tradisi khas yang harus dipelihara.


"Jadi, mari tradisi khas ini kita pelihara. Jalankan NU dengan cara-cara NU, jalankan NU dengan tradisi-tradisi yang sudah pakem di lingkungan NU," ajaknya.


Karena beda antara NU dengan partai atau perusahaan pula, Kiai Zainul juga mengajak untuk selalu menjaga marwah NU.


Adapun cara menjaga marwah jam'iyah NU sendiri sangat banyak. Salah satunya bisa dilakukan dengan memakmurkan NU dengan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, tidak hanya berkutat di kegiatan keagamaan.


"Saatnya menurut saya NU mulai mengarahkan semua aktivitasnya untuk kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Sehingga, eksistensi NU ke depan ini benar-benar tampak dan manfaatnya langsung bisa dirasakan oleh warga," ujarnya.


Ke depan, lanjut Kiai Zainul, jangan sampai NU hanya ada strukturnya saja. Hal ini sangat penting mengingat kadang di satu tempat NU hanya memiliki struktur, tetapi tidak ada kegiatannya sama sekali.


"Kita sebagai pengurus jangan hanya pasang nama saja. Karena kadang di NU itu pengurusnya cuma jadi pengurus papan nama. Di pertemuan NU tidak pernah terlihat, apalagi dalam kegiatan," pesannya.


Selain itu, Kiai Zainul juga mengajak semua pengurus menjaga marwah NU. Karena sebagaimana diibaratkan dalam Surat Thaha yang diberikan Mbah Kholil lewat Mbah As'ad ke Mbah Hasyim Asy'ari, di situ disebutkan bahwa NU seperti Wadil Muqaddas.


"Wadil Muqaddas itu artinya lembah yang suci. Jadi mari kita jaga kesucian NU. Jangan sampai kesucian NU ini kita kotori dengan polah tingkah kita," ajaknya lagi.


Kiai Zainul juga menegaskan, NU bukan organisasi biasa. NU adalah jam'iyah rintisan para ulama, sehingga jangan sampai dikotori oleh kepentingan-kepentingan tertentu.


"Kalau kita punya kepentingan-kepentingan tertentu, jangan jadikan NU sebagai kendaraan. Jangan jadikan NU sebagai batu loncatan untuk kepentingan-kepentingan yang sifatnya pragmatis," paparnya.


"Supaya kita semua gak kena tulah. Karena NU ini menurut dawuh para masyayikh bertulah," imbuh Kiai Zainul.


Untuk itulah, Sekretaris PCNU Sumenep tersebut kembali mengajak pengurus maupun warga NU untuk menjaga kebersihan, kesucian, kesakralan jam'iyah NU secara bersama-sama. (Rfq)