Iklan

NURA Online
Minggu, 25 Oktober 2020, 11.36 WIB
Last Updated 2020-10-25T05:00:05Z
AkhbarBerita UtamaKegiatanKonferensiMWC NU

Konferensi MWC NU Gapura, Ini Pesan K. Muhammad Syahid sebelum Demisioner

Advertisement
Konferensi MWC NU Gapura
Ketua Tanfidziyah MWC NU Gapura Periode 2015-2020, K. Muhammad Syahid ketik sambutan pada Konferensi MWC NU Gapura di Pesantren Manhalul Irfan Batudinding, Ahad (25/10/2020). (Foto Rafiqi/NURA Online)


NURA Online, BATUDINDING - Konferensi MWC NU Gapura digelar di Pesantren Manhalul Irfan Batudinding, Kecamatan Gapura, Ahad, 25 Oktober 2020.


Pembukaan kegiatan lima tahunan guna memilih Rais Syuriah dan Ketua Tanfidiziyah MWC NU tersebut dihadiri seluruh pengurus NU Gapura beserta lembaga dan banom, Forkopimka Gapura, dan perwakilan pengurus ranting NU se-Kecamatan Gapura.


Hadir pula Sekretaris PCNU Sumenep, K. Zainul Hasan mewakili Ketua PCNU Sumenep, KH A. Pandji Taufiq untuk memberikan pengarahan, juga Kepala KUA Kabupaten Sumenep.


Sebelum mengakiri jabatannya, Ketua Tanfidziyah MWC NU Gapura Periode 2015-2020, K. Muhammad Syahid, menyampaikan terima kasih pada seluruh pengurus MWC NU Gapura yang telah bekerja dengan kompak selama ini.


"Kami ucapkan terima kasih pula pada pengurus ranting yang telaten dan sabar mengelola warga NU, mengelola kegiatan, sehingga hasilnya seperti kita lihat Gapura kondusif," ungkapnya ketika sambutan.


Kiai Syahid mengaku suka dan senang sekali karena pada rangkaian pembukaan konferensi tadi menyanyikan lagu Indonesia Raya terlebih dahulu, baru kemudian disusul dengan mars Syubbanul Wathon.


Karena sebagai abdi NU, kata dia, kita punya dua hal yang menjadi tarikan nafas. Yaitu Islam Ahlussunnah Wal Jamaah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


"Di dalam nafas warga NU ada dua. Yang pertama Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang kedua Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegas Kiai Syahid.


Selanjutnya, Kiai Syahid menyampaikan pesan kepada pengurus NU yang untuk meneguhkan harokah ke-NU-an menuju An-Nahdlah Ats-Tsaniyah seperti tema yang diangkat pada konferensi kali ini.


"NU didirikan pada 1926 dan sampai hari ini sudah mencapai 1 abad. Dan memasuki abad kedua, kita akan segera memasuki An-Nahdlah Ats-Tsaniyah, di mana NU sudah bisa menjadi organisasi yang benar-benar maju sesuai dengan harapan masyarakat," papar Ketua MWC NU Gapura itu.


Selama ini, NU menjadi menjadi pengayom semua elemen bangsa. Oleh karena itu, Kiai Syahid menegaskan NU harus selalu tetap menjadi organisasi yang wasathon.


"NU harus menjadi organisasi yang mutawashit, tidak menjadi organiasi yang cenderung ke kanan dan cenderung kiri. Ini harus dijaga betul," pesannya.


Kiai Syahid juga bersyukur NU di Gapura sudah bisa menjaga prinsip tersebut. Dan hal itu dicapai bukan karena ketua, melainkan karena Gapura memang kaya dengan ulama dan pesantren yang merupakan pilar NU.


"Saya sebagai Ketua MWC, menurut Kiai Pandji hanya sebagai Ketua Pondok. Para pengasuh, para kiai adalah masyayikh yang jadi panutan kita semua," jelasnya.


Maka setiap kali pengurus MWC NU Gapura membuat kebijakan harus ingat pada pilar-pilar NU di Gapura. Jangan sampai kebijakan yang dibuat akan bertentangan dengan pesantren dan ulama. (Rfq)